Selasa, 19 Oktober 2010

Bloraku Saat Ini

Blora adalah sebuah tanah yang damai, tapi
Blora = jalan rusak
Blora = banyak jalan sepi tanpa lampu penerangan (padahal di rekening listrik yang dibayar oleh penduduknya sudah termasuk Pajak Penerangan Jalan Umum)
Blora = kabupaten yang sepi
Blora = tata kota yang tidak menarik
Blora = kota dengan pendapatan per kapita rendah
Blora = kabupaten yang payah dalam penyusunan APBD
Blora = hutannya lebat tapi gundul
Blora = kabupaten yang nggak lebih terkenal dari kecamatan bernama Cepu
Blora = bandara mangkrak
Blora = terminal jelek
Blora = kota dengan sangat sedikit ruang terbuka hijau
Blora = minim tempat wisata
Blora = halte bis kotor, tak terawat dan tak disangka kalo itu halte
Blora = fasilitas pelayanan umum yang kurang memadai (baca: puskesmas, rumah sakit)
Blora = swalayan yang diberi ijin usaha tepat di dekat pasar tradisional (yang ngasih ijin mungkin suka bolos pas kuliah makro dan mikroekonomi)
Blora = bisnis yang tidak berkembang
Blora = katanya sih cocok buat ternak sapi, tapi katanya tinggal katanya, sapinya entah ada dimana.
Blora = katanya punya sumber minyak, tapi masyarakat yang tinggal disekitar daerah sumber minyak itu jauh dari kata sejahtera.
Blora = kota dengan sedikit lapangan kerja.
Blora = kota yang pernah mendapat penghargaan Adipura tahun 1992 dan nggak pernah dapat lagi sampai sekarang.
Blora = usianya ratusan tahun, puluhan kali ganti bupati, tapi tetap saja…bahasa halusnya stabil, bahasa kerennya stuck, stagnan, bahasa ribetnya jalan ditempat, bahasa kasarnya tidak ada kemajuan yang signifikan.
Ekstrim?Mungkin. Tapi janganlah dilihat dari seberapa ekstrimnya pandangan tersebut. Segala kekurangberesan diatas sebenarnya mengisyaratkan satu hal, yaitu bahwa Blora butuh perbaikan, butuh perubahan. Dan selain menjadi tugas para pimpinan di Kabupaten ini, perubahan itu adalah tugas kita semua, para pemuda.
Blora butuh
kepedulian kita juga pemikiran kita. Yang paling penting, Kontribusi kita. Menjadi hal yang absurd memang jika kita mengartikan kontribusi sebagai satu langkah besar yang sistematis untuk mengubah semua ketidakberesan menjadi kemajuan.
Mengharapkan Blora tiba-tiba berubah menjadi sebuah kota yang hidup dan berkembang atau bahkan melebihi tetangga-tetangganya (seperti Gresik, Kudus,Solo, Magelang dll) adalah satu hal yang mustahil. Tapi kalau perubahan sedikit demi sedikit dan berkesinambungan tentunya itu realistis bukan?
Disini para pemuda seperti kita memiliki posisi yang penting, we are the agent of change, kawan. Banyak yang bisa kita lakukan untuk Blora kita tercinta. Sedikit saja waktu luang untuk memberikan gagasan dan tenaga kita bagi perubahan.
Memang, tidak mungkin kita mencalonkan diri kita sebagai bupati, nggak mungkin juga menggeser posisi ketua DPRD, nggak mungkin mengakuisisi Exxon dan memanfaatkannya sepenuhnya hanya untuk rakyat Blora, tidak mungkin juga kita memberikan dana untuk tambahan agar Blora bisa melakukan pembangunan. Hal itu terlalu rumit dan tidak realistis bagi kita (setidaknya untuk sekarang).
Tapi, ada satu hal yang tidak boleh dilupakan, bahwa hukum alam telah berkata bahwa setiap manusia yang hidup pasti dapat memberikan sesuatu bagi lingkungannya. Entah itu uangnya, ilmunya, darahnya, apa saja…Dan, mumpung kita masih muda, masih punya idealisme tinggi, masih punya tenaga yang memadai, masih punya banyak ide untuk direalisasikan, harusnya saat ini juga kita berpikir untuk memberikan kontribusi kita bagi Blora.
Sedikit saja waktu luang dan tenaga, kawan. Tunjukkan kalau kita bisa “do something” something real for a better Blora. Salah satunya dengan memberikan kontribusi kita untuk event besar dan penting bagi dunia pendidikan bernama Blora Education Fair 2011. ^.^
Enjelina Intan PD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar